Rabu, 07 Februari 2018

PERAN INDONESIA DALAM MENCIPTAKAN PERDAMAIAN DUNIA MELALUI HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN ORGANISASI INTERNASIONAL





A.    Pengertian Hubungan Internasional
Secara umum hubungan internasional diartikan sebagai hubungan yang bersifat global yang meliputi semua hubungan yang terjadi dengan melampaui batas-batas ketatanegaraan. Selain itu,  hubungan internasional adalah hubungan antarnegara atau antarindividu dari negara yang berbeda dalam bidang tertentu untuk kepentingan kedua belah pihak. Hal ini disebabkan setiap negara memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga hubungan internasional melengkapi hal tersebut. Hubungan internasional tidak hanya terjadi karena ingin bekerja sama. Persahabatan, persengketaan, permusuhan ataupun peperangan juga termasuk hubungan internasional.
B. Pengertian Organisasi Internasional
Secara umum organisasi internasional dapat diartikan sebagai organisasi yang berkedudukan sebagai subjek hukum internasional dan mempunyai kapasitas untuk membuat perjanjian internasional. Karena merupakan subjek hukum internasional, organisasi internasional mempunyai hak dan kewajiban yang ditetapkan dalam konvensi-konvensi internasional. Organisasi internasional juga mempunyai arti sebagai suatu organisasi yang dibuat oleh anggota masyarakat internasional secara sukarela atau atas dasar kesamaan yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian dunia dalam lingkup  hubungan internasional. Indonesia terlibat dalam berbagai organisasi internasional. Hal tersebut sebagai perwujudan dari komitmen bangsa Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia. Untuk menambah wawasan kalian, berikut dipaparkan peran Indonesia dalam beberapa organisasi Internasional.
1. Peran Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)


Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, keamanan internasional, pengembangan ekonomi, perlindungan sosial, hak asasi manusia, dan pencapaian perdamaian dunia. PBB didirikan oleh San Francisco pada 24 Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington, DC. Namun sidang umum yang pertama dihadiri oleh wakil dari negara baru berlangsung pada 10 Januari 1946 di Church House, London. Dari 1919 hingga 1946, terdapat sebuah organisasi yang mirip bernama Liga Bangsa-Bangsa yang bisa dianggap sebagai pendahulu PBB.
A. Asas dan Tujuan PBB
   1.  Asas PBB
Asas Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah sebagai berikut.
a.       Persamaan derajat dan kedaulatan semua negara anggota.
b.      Persamaan hak dan kewajiban semua negara anggota.
c.       Penyelesaian sengketa secara damai.
d.      Setiap anggota akan memberikan bantuan kepada PBB sesuai ketentuan Piagam PBB.
e.       PBB tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri negara anggota.

    2. Tujuan PBB
Tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai berikut.
a.       Memelihara perdamaian dan keamanan dunia.
b.      Mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa berdasarkan asas-asas persamaan derajat, hak menentukan nasib sendiri, dan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
c.       Mengembangkan kerja sama internasional dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi, sosial, budaya, dan kemanusiaan. Menyelesaikan perselisihan dengan cara damai dan mencegah timbulnya peperangan.
d.      Memajukan dan menghargai hak asasi manusia serta kebebasan atau kemerdekaan fundamental tanpa membedakan warna kulit, jenis kelamin, bahasa, dan agama.
e.       Menjadikan pusat kegiatan bangsa-bangsa dalam mencapai kerja sama yang harmonis untuk mencapai tujuan PBB.
Indonesia resmi menjadi anggota PBB ke-60 pada tanggal 28 September 1950 dengan suara bulat dari para negara anggota. Hal tersebut terjadi kurang dari setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar. Indonesia dan PBB memiliki keterikatan sejarah yang kuat mengingat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tahun 1945, tahun yang sama ketika PBB didirikan. Sejak tahun itu pula PBB secara konsisten mendukung Indonesia untuk menjadi negara yang merdeka, berdaulat, dan mandiri. Republik Indonesia tidak hanya menerima bantuan dari PBB akan tetapi juga berperan aktif baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap PBB, yakni sebagai berikut.
a.       Indonesia pernah ditunjuk menjadi pemimpin serta anggota tetap di beberapa organisasi PBB (Dewan HAM untuk periode 2007 sampai dengan 2010 melalui dukungan 165 suara negara anggota PBB).
b.      Secara tidak langsung, Indonesia ikut menciptakan perdamaian dunia melalui kerja sama dalam konferensi Asia Afrika, ASEAN, maupun Gerakan Non Blok.
c.       Indonesia pernah dipilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun 1973-1974.
d.      Memberikan bantuan kemanusian di berbagai negara (Pada tahun 1995, Indonesia membantu dalam menampung para pengungsi yang berasal dari Vietnam di Pulau Galang).
e.       Secara langsung yakni Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda atau Kontingen Garuda (KONGA) sebagai sumbangan terhadap PBB untuk menciptakan perdamaian dunia.
f.       Pada tahun 1985 Indonesia membantu PBB yakni memberikan bantuan pangan ke Ethiopia pada waktu dilanda bahaya kelaparan. Bentuan tersebut disampaikan pada peringatan Hari Ulang Tahun FAO ke-40.
g.      Pada tahun 2007 sampai dengan 2009 lalu, Indonesia berhasil terpilih sebagai Dewan Keamanan PBB pada pemilihan yang dilakukan Majelis Hukum PBB melalui pemungutan suara dengan perolehan 158 suara dukungan dari seluruh 192 negara anggota yang memiliki hak pilih.

2.      Peran Indonesia dalam ASEAN (Association of South East Asian Nation)

Indonesia sebagai bagian dari Asia Tenggara khususnya dan dunia umumnya, menyadari pentingnya hubungan kerja sama dengan negara-negara lain di berbagai belahan bumi. Dalam menjalin hubungan internasional, Indonesia menggunakan politik luar negeri yang bebas aktif. Bebas, artinya bangsa Indonesia bebas menentukan sikap yang berkaitan dengan dunia internasional. Aktif, artinya Indonesia berperan serta secara aktif dalam memperjuangkan terciptanya perdamaian dunia dan berpartisipasi dalam mengatasi ketegangan internasional.  Berdirinya ASEAN didorong oleh beberapa faktor di antaranya sebagai berikut.
a.       Faktor intern, yakni setelah berakhirnya Perang Dunia II lahirlah negara-negara baru di Asia Tenggara. Munculnya negara-negara baru ini pada umumnya banyak memiliki persamaan masalah, oleh karena itu perlu sikap dan tindakan bersama untuk mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan ini melalui ASEAN.
b.      Faktor ekstern, yakni akibat krisis Indocina yang ditimbulkan oleh gerakan komunis yang berusaha menguasai seluruh Vietnam, Laos, dan Kamboja (Kampuchea) sebagai negara komunis, maka negara-negara tetangga di kawasan ini merasa khawatir dan bersepakat menghadapi ancaman ini dengan membentuk ASEAN.
A.Tujuan ASEAN
Maksud dan tujuan ASEAN seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bangkok 8 Agustus 1967 adalah sebagai berikut.
a.    Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
b.   Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.
c.    Meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling membantu satu sama lain dalam masalah ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
d.   Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan penelitian dalam bidang-bidang pendidikan, professional, teknik, dan administrasi.
e.    Bekerja sama dengan lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan pertanian serta industri, perluasan perdagangan komoditas internasional, perbaikan sarana-sarana pengangkutan dan komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat.
f.    Meningkatkan studi-studi tentang Asia Tenggara.
g.   Memelihara kerja sama yang erat dan berguna bagi organisasi-organisasi internasional dan regional yang ada dan bertujuan serupa.
B.  Peranan Indonesia dalam ASEAN
            Peranan Indonesia dalam ASEAN sangat besar di antaranya sebagai berikut.
1. Peran Indonesia dalam ASEAN di Bidang Politik dan Keamanan
a.  Indonesia Sebagai Pelopor Berdirinya ASEAN
     Tokoh dari Indonesia yang ikut berperan dalam berdirinya ASEAN adalah Adam Malik yang pada waktu itu menjabat sebagai menteri luar negeri. Indonesia menjelaskan visinya bahwa kawasan Asia Tenggara harus mampu berdiri dan mampu mempertahankan diri sendiri dari pengaruh-pengaruh negatif dari luar kawasan. Visi ini dapat terlaksana jika ada kerjasama yang efektif antara negara-negara di Asia Tenggara.
     b. Jakarta Informal Meeting (JIM)
    Indonesia mendesak pihak-pihak yang bertikai di Kamboja untuk menyelesaikan masalah melalui perundingan untuk mencapai penyelesaian masalah. Usul itu berupa pertemuan informal di Jakarta pada tahun 1988. Hasil pertemuan ini membuka jalan untuk memasuki konferensi perdamaian di Paris pada tahun 1989. Konferensi ini disebut  International conference on Kampuchea (ICK) yang berlangsung tanggal 30-31 Juli 1989. Perjalanan panjang masalah Kamboja menemui titik terang. Pada tahun 1991 pasukan perdamaian PBB memprakarsai genjatan senjata pihak-pihak yang bertikai. Pada tahun 1993 Pangeran Norodhom Sihanouk diangkat sebagai raja. Sementara Pangeran Rannaridh dan Hun sen terpilih sebagai perdana menteri.

c. Komite Keamanan ASEAN
Indonesia berhasil mengeluarkan gagasan untuk membentuk komunitas keamanan bersama ASEAN untuk meningkatkan kerja sama politik dan keamanan. Indonesia ikut menandatangani kesepakatan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas Nuklir. Deklarasi terhadap kejahatan lintas negara dan deklarasi menuju ASEAN yang bebas obat terlarang.

d.      Indonesia sebagai Penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN I
Indonesia sebagai penyelenggara konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN I di Denpasar Bali yang berlangsung tanggal 23-24 Februari 1976. Adapun kepala pemerintahan Negara ASEAN yang menghadiri konferensi tersebut, yaitu:
1.      Presiden Soeharto dari Indonesia.
2.      Presiden Ferdinand Marcos dari Filipina.
3.      Perdana Menteri Datuk Husein dari Malaysia.
4.      Perdana Manteri Lee Kuan Yew dari Singapura.
5.      Perdana Menteri Krukit Pramoj dari Thailand.

e. Memfasilitasi Perundingan Pemerintahan Filipina dengan Front Pembebasan Rakyat (PPF FPR) Moro di Filipina Selatan Indonesia atas permintaan pemerintah Filipina menjadi mediator perundingan antara pemerintah dengan gerakan separatis Moro. Atas peran Indonesia akhirnya daerah Filipina Selatan diberi otonomi dengan mengangkat tokoh dari front pembebasan rakyat Moro, yaitu Nur Missuari sebagai Gurbenur di Filipina Selatan.
2. Peran Indonesia di Bidang Ekonomi
a.    Indonesia sepakat mewujudkan kawasan perdagangan bebas ASEAN (AFTA) melalui tarif preferensi efektif bersama
b.   Indonesia masuk menjadi anggota APEC
c.    Ikut mensukseskan Visit ASEAN Year 1992
d.   Di Aceh dibangun industri pupuk urea ASEAN
e.    Menandatangani kerja sama di Bidang Energi, Jasa, dan Hak Cipta ASEAN
f.    Indonesia sebagai markas Komite Pangan, Pertanian, dan Kehutanan ASEAN
g.   Menyediakan tenaga kerja ke Malaysia
3. Peran Indonesia di Bidang Sosial Budaya
          a.      Titian Muhibah antara Indonesia dann Malaysia untuk mempererat hubungan kedua negara.
         b.      Indonesia mengirim guru, dosen dan tenaga ahli lainya pada tahun 1970.
          c.      Indonesia melakukan pertukaran pelajar dan mahasiswa ke negara lain.
         d.      Mendukung komite perkembangan sosial dengan tujuan utamanya membangun masyarakat, wanita, pemuda dan buruh. Markas komite ini berkedudukan di Kuala Lumpur.
          e.      Mendukung pembentukan ASEAN culture found sebagai wadah penghimpunan dana. Hal itu untuk membiayai perkembangan kebudayaan dan pendidikan.
          f.      Mendukung pembentukan komite pengetahuan dan teknologi.
         g.      Ikut memerangi peredaran narkoba dan obat-obatan terlarang lainya.
         h.      Ikut dalam penyeragaman rambu-rambu lalu lintas.
           i.      Membangun jaringan kabel laut antara Indonesia dengan Singapura tahun 1980 yang disusul oleh negara anggota ASEAN lainnya.
           j.      Mengirim kontingen ke Sea Games setiap 2 tahun.
C. Peran Serta Indonesia dalam Gerakan Non-Blok
Gerakan Non Blok (non-aligned) merupakan organisasi negara-negara yang tidak memihak Blok Barat maupun Blok Timur. Berdirinya Gerakan Non Blok dilatarbelakangi oleh hal-hal sebagai berikut.
a.    Diilhami Konferensi Asia-Afrikadi Bandung (1955) dimana negara-negara yang pernah dijajah perlu menggalang solidaritas untuk melenyapkan segala bentuk kolonialisme.
b.    Adanya krisis Kuba pada tahun 1961dimana Uni Soviet membangun pangkalan peluru kendali secara besar-besaran di Kuba, hal ini mangakibatkan Amerika Serikat merasa terancam sehingga suasana menjadi tegang. Ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur ini mendorong terbentuknya GNB. Adapun berdirinya Gerakan Non Blok diprakarsai oleh:
1.   Presiden Soekarno dari Indonesia,
2.   Presiden Gamal Abdul Nasser dari Republik Persatuan Arab-Mesir,
3.   Perdana Menteri Pandith Jawaharlal Nehru dari India,
4.   Presiden Josep Broz Tito dari Yugoslavia, dan
5.   Presiden Kwame Nkrumah dari Ghana.
1.Tujuan Gerakan Non Blok                                                       
            Gerakan Non Blok bertujuan meredakan ketegangan dunia sebagai akibat pertentangan antara Blok Barat dan Blok Timur.

2.Pengaruh  dari Gerakan Non Blok
Gerakan Non Blok mempunyai pengaruh yang besar di antaranya sebagai berikut.
a.       Pernyataan dari kedua negara adikuasa (Amerika Serikat dan Uni Soviet) untuk mengurangi senjata-senjata nuklirnya.
b.      Gencatan senjata antara Irak dan Iran.
c.       Usaha penyelesaian sengketa di Kamboja secara damai.
d.      Penarikan pasukan Uni Soviet dari Afganistan.
e.       Meningkatkan hubungan kerja sama di bidang ekonomi antar anggota Gerakan Non Blok dan dengan negara-negara maju di luar Gerakan Non Blok.
Bagi Indonesia, Gerakan Non-Blok (GNB) merupakan wadah yang tepat bagi negara-negara berkembang untuk memperjuangkan cita-citanya dan untuk itu Indonesia senantiasa berusaha secara konsisten dan aktif membantu berbagai upaya ke arah pencapaian tujuan dan prinsip-prinsip Gerakan Non-Blok. GNB mempunyai arti yang khusus bagi bangsa Indonesia yang dapat dikatakan lahir sebagai negara netral, yang tidak memihak.  Sesuai dengan politik luar negeri yang bebas dan aktif, Indonesia memilih untuk menentukan jalannya sendiri dalam upaya membantu tercapainya perdamaian dunia dengan mengadakan persahabatan dengan segala bangsa. Sebagai perwujudan dari politik luar negeri yang bebas dan aktif, selain sebagai salah satu negara pendiri GNB, Indonesia juga senantiasa setia dan memegang teguh prinsip-prinsip dan aspirasi GNB. Sebagai salah satu negara yang memeprakarsai terciptanya Gerakan Non-Blok (GNB), Indonesia mempunyai peranan dalam organisasi tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
a.    Ikut memprakarsai berdirinya Gerakan Non Blok dengan menandatangani Deklarasi Beograd sebagai hasil Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok I pada tanggal   1 sampai dengan 6 September 1961.
b.    Indonesia menjadi pemimpin GNB pada tahun 1991. Saat itu Presiden Soeharto terpilih menjadi ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses menggelar KTT X GNB di Jakarta.
c.    Indonesia juga berperan penting dalam meredakan ketegangan di kawasan bekas Yogoslavia pada tahun 1991.
d.   Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non- Blok X yang berlangsung pada tanggal 1-6 September 1992 di Jakarta.
e.    Ekspor dan impor perdagangan Indonesia dengan negara anggota GNB.








0 komentar:

Posting Komentar