A.
Pengertian
Hubungan Internasional
Secara umum hubungan internasional diartikan sebagai
hubungan yang bersifat global yang meliputi semua hubungan yang terjadi dengan
melampaui batas-batas ketatanegaraan. Selain itu, hubungan internasional adalah hubungan
antarnegara atau antarindividu dari negara yang berbeda dalam bidang tertentu
untuk kepentingan kedua belah pihak. Hal ini disebabkan setiap negara memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga hubungan internasional
melengkapi hal tersebut. Hubungan internasional tidak hanya terjadi karena
ingin bekerja sama. Persahabatan, persengketaan, permusuhan ataupun peperangan juga
termasuk hubungan internasional.
B. Pengertian
Organisasi Internasional
Secara umum organisasi internasional
dapat diartikan sebagai organisasi yang berkedudukan sebagai subjek hukum
internasional dan mempunyai kapasitas untuk membuat perjanjian internasional. Karena
merupakan subjek hukum internasional, organisasi internasional mempunyai hak
dan kewajiban yang ditetapkan dalam konvensi-konvensi internasional. Organisasi internasional juga mempunyai arti
sebagai suatu organisasi yang dibuat oleh anggota masyarakat internasional
secara sukarela atau atas dasar kesamaan yang bertujuan untuk menciptakan
perdamaian dunia dalam lingkup hubungan
internasional. Indonesia terlibat dalam berbagai organisasi
internasional. Hal tersebut sebagai perwujudan dari komitmen bangsa Indonesia
dalam menciptakan perdamaian dunia. Untuk menambah wawasan kalian, berikut
dipaparkan peran Indonesia dalam beberapa organisasi Internasional.
1.
Peran Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah
sebuah organisasi internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia.
Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, keamanan
internasional, pengembangan ekonomi, perlindungan sosial, hak asasi manusia,
dan pencapaian perdamaian dunia. PBB didirikan oleh San Francisco pada 24
Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington, DC. Namun sidang
umum yang pertama dihadiri oleh wakil dari negara baru berlangsung pada 10
Januari 1946 di Church House, London. Dari 1919 hingga 1946, terdapat sebuah
organisasi yang mirip bernama Liga Bangsa-Bangsa yang bisa dianggap sebagai
pendahulu PBB.
A. Asas dan Tujuan PBB
1. Asas PBB
Asas Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah sebagai
berikut.
a. Persamaan
derajat dan kedaulatan semua negara anggota.
b. Persamaan
hak dan kewajiban semua negara anggota.
c. Penyelesaian
sengketa secara damai.
d. Setiap
anggota akan memberikan bantuan kepada PBB sesuai ketentuan Piagam PBB.
e. PBB
tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri negara anggota.
2. Tujuan
PBB
Tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai berikut.
a. Memelihara
perdamaian dan keamanan dunia.
b. Mengembangkan
hubungan persahabatan antar bangsa berdasarkan asas-asas persamaan derajat, hak
menentukan nasib sendiri, dan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
c. Mengembangkan
kerja sama internasional dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi, sosial,
budaya, dan kemanusiaan. Menyelesaikan perselisihan dengan cara damai dan
mencegah timbulnya peperangan.
d. Memajukan
dan menghargai hak asasi manusia serta kebebasan atau kemerdekaan fundamental
tanpa membedakan warna kulit, jenis kelamin, bahasa, dan agama.
e. Menjadikan
pusat kegiatan bangsa-bangsa dalam mencapai kerja sama yang harmonis untuk
mencapai tujuan PBB.
Indonesia resmi
menjadi anggota PBB ke-60 pada tanggal 28 September 1950 dengan suara bulat
dari para negara anggota. Hal tersebut terjadi kurang dari setahun setelah
pengakuan kedaulatan oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar. Indonesia dan
PBB memiliki keterikatan sejarah yang kuat mengingat kemerdekaan Indonesia
diproklamasikan pada tahun 1945, tahun yang sama ketika PBB didirikan. Sejak
tahun itu pula PBB secara konsisten mendukung Indonesia untuk menjadi negara
yang merdeka, berdaulat, dan mandiri. Republik Indonesia tidak hanya
menerima bantuan dari PBB akan tetapi juga berperan aktif baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap PBB, yakni sebagai berikut.
a. Indonesia
pernah ditunjuk menjadi pemimpin serta anggota tetap di beberapa organisasi PBB
(Dewan HAM untuk periode 2007 sampai dengan 2010 melalui dukungan 165 suara
negara anggota PBB).
b. Secara
tidak langsung, Indonesia ikut menciptakan perdamaian dunia melalui kerja sama
dalam konferensi Asia Afrika, ASEAN, maupun Gerakan Non Blok.
c. Indonesia
pernah dipilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun
1973-1974.
d. Memberikan
bantuan kemanusian di berbagai negara (Pada tahun 1995, Indonesia membantu
dalam menampung para pengungsi yang berasal dari Vietnam di Pulau Galang).
e. Secara
langsung yakni Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda atau Kontingen Garuda
(KONGA) sebagai sumbangan terhadap PBB untuk menciptakan perdamaian dunia.
f. Pada
tahun 1985 Indonesia membantu PBB yakni memberikan bantuan pangan ke Ethiopia
pada waktu dilanda bahaya kelaparan. Bentuan tersebut disampaikan pada
peringatan Hari Ulang Tahun FAO ke-40.
g. Pada
tahun 2007 sampai dengan 2009 lalu, Indonesia berhasil terpilih sebagai Dewan
Keamanan PBB pada pemilihan yang dilakukan Majelis Hukum PBB melalui pemungutan
suara dengan perolehan 158 suara dukungan dari seluruh 192 negara anggota yang
memiliki hak pilih.
2. Peran
Indonesia dalam ASEAN (Association of South East Asian Nation)
Indonesia sebagai bagian dari Asia
Tenggara khususnya dan dunia umumnya, menyadari pentingnya hubungan kerja sama
dengan negara-negara lain di berbagai belahan bumi. Dalam menjalin hubungan
internasional, Indonesia menggunakan politik luar negeri yang bebas aktif.
Bebas, artinya bangsa Indonesia bebas menentukan sikap yang berkaitan dengan
dunia internasional. Aktif, artinya Indonesia berperan serta secara aktif dalam
memperjuangkan terciptanya perdamaian dunia dan berpartisipasi dalam mengatasi
ketegangan internasional. Berdirinya
ASEAN didorong oleh beberapa faktor di antaranya sebagai berikut.
a. Faktor
intern, yakni setelah berakhirnya Perang Dunia II lahirlah negara-negara baru
di Asia Tenggara. Munculnya negara-negara baru ini pada umumnya banyak memiliki
persamaan masalah, oleh karena itu perlu sikap dan tindakan bersama untuk
mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan ini melalui ASEAN.
b. Faktor
ekstern, yakni akibat krisis Indocina yang ditimbulkan oleh gerakan komunis
yang berusaha menguasai seluruh Vietnam, Laos, dan Kamboja (Kampuchea) sebagai negara komunis, maka negara-negara tetangga di
kawasan ini merasa khawatir dan bersepakat menghadapi ancaman ini dengan
membentuk ASEAN.
A.Tujuan ASEAN
Maksud dan
tujuan ASEAN seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bangkok 8 Agustus 1967
adalah sebagai berikut.
a. Mempercepat
pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan di kawasan
Asia Tenggara.
b. Meningkatkan
perdamaian dan stabilitas regional.
c. Meningkatkan
kerja sama yang aktif serta saling membantu satu sama lain dalam masalah
ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
d. Saling
memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan penelitian dalam
bidang-bidang pendidikan, professional, teknik, dan administrasi.
e. Bekerja
sama dengan lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan pertanian serta
industri, perluasan perdagangan komoditas internasional, perbaikan
sarana-sarana pengangkutan dan komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat.
f. Meningkatkan
studi-studi tentang Asia Tenggara.
g. Memelihara
kerja sama yang erat dan berguna bagi organisasi-organisasi internasional dan
regional yang ada dan bertujuan serupa.
B.
Peranan Indonesia dalam
ASEAN
Peranan
Indonesia dalam ASEAN sangat besar di antaranya sebagai berikut.
1. Peran
Indonesia dalam ASEAN di Bidang Politik dan Keamanan
a. Indonesia Sebagai Pelopor Berdirinya ASEAN
Tokoh dari
Indonesia yang ikut berperan dalam berdirinya ASEAN adalah Adam Malik yang pada
waktu itu menjabat sebagai menteri luar negeri. Indonesia menjelaskan visinya
bahwa kawasan Asia Tenggara harus mampu berdiri dan mampu mempertahankan diri sendiri
dari pengaruh-pengaruh negatif dari luar kawasan. Visi ini dapat terlaksana
jika ada kerjasama yang efektif antara negara-negara di Asia Tenggara.
b. Jakarta Informal Meeting
(JIM)
Indonesia
mendesak pihak-pihak yang bertikai di Kamboja untuk menyelesaikan masalah
melalui perundingan untuk mencapai penyelesaian masalah. Usul itu berupa
pertemuan informal di Jakarta pada tahun 1988. Hasil pertemuan ini membuka
jalan untuk memasuki konferensi perdamaian di Paris pada tahun 1989. Konferensi
ini disebut International conference on Kampuchea (ICK) yang
berlangsung tanggal 30-31 Juli 1989. Perjalanan panjang masalah Kamboja menemui
titik terang. Pada tahun 1991 pasukan perdamaian PBB memprakarsai genjatan
senjata pihak-pihak yang bertikai. Pada tahun 1993 Pangeran Norodhom Sihanouk
diangkat sebagai raja. Sementara Pangeran Rannaridh dan Hun sen terpilih
sebagai perdana menteri.
c. Komite Keamanan ASEAN
Indonesia berhasil mengeluarkan gagasan untuk
membentuk komunitas keamanan bersama ASEAN untuk meningkatkan kerja sama
politik dan keamanan. Indonesia ikut menandatangani kesepakatan Asia Tenggara
sebagai kawasan bebas Nuklir. Deklarasi terhadap kejahatan lintas negara dan
deklarasi menuju ASEAN yang bebas obat terlarang.
d. Indonesia
sebagai Penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN I
Indonesia sebagai penyelenggara konferensi tingkat
tinggi (KTT) ASEAN I di Denpasar Bali yang berlangsung tanggal 23-24 Februari
1976. Adapun kepala pemerintahan Negara ASEAN yang menghadiri konferensi
tersebut, yaitu:
1.
Presiden Soeharto dari Indonesia.
2.
Presiden Ferdinand Marcos dari
Filipina.
3.
Perdana Menteri Datuk Husein dari
Malaysia.
4.
Perdana Manteri Lee Kuan Yew dari
Singapura.
5.
Perdana Menteri Krukit Pramoj dari
Thailand.
e.
Memfasilitasi Perundingan Pemerintahan Filipina dengan Front Pembebasan Rakyat
(PPF FPR) Moro di Filipina Selatan Indonesia atas permintaan pemerintah
Filipina menjadi mediator perundingan antara pemerintah dengan gerakan
separatis Moro. Atas peran Indonesia akhirnya daerah Filipina Selatan diberi
otonomi dengan mengangkat tokoh dari front pembebasan rakyat Moro, yaitu Nur
Missuari sebagai Gurbenur di Filipina Selatan.
2. Peran Indonesia di Bidang Ekonomi
a.
Indonesia sepakat mewujudkan kawasan
perdagangan bebas ASEAN (AFTA) melalui tarif preferensi efektif bersama
b.
Indonesia masuk menjadi anggota APEC
c.
Ikut mensukseskan Visit ASEAN Year
1992
d.
Di Aceh dibangun industri pupuk urea
ASEAN
e.
Menandatangani kerja sama di Bidang
Energi, Jasa, dan Hak Cipta ASEAN
f.
Indonesia sebagai markas Komite
Pangan, Pertanian, dan Kehutanan ASEAN
g.
Menyediakan tenaga kerja ke Malaysia
3. Peran Indonesia di Bidang Sosial Budaya
a.
Titian Muhibah antara Indonesia dann
Malaysia untuk mempererat hubungan kedua negara.
b.
Indonesia mengirim guru, dosen dan
tenaga ahli lainya pada tahun 1970.
c.
Indonesia melakukan pertukaran
pelajar dan mahasiswa ke negara lain.
d.
Mendukung komite perkembangan sosial
dengan tujuan utamanya membangun masyarakat, wanita, pemuda dan buruh. Markas
komite ini berkedudukan di Kuala Lumpur.
e.
Mendukung pembentukan ASEAN culture found sebagai wadah penghimpunan
dana. Hal itu untuk membiayai perkembangan kebudayaan dan pendidikan.
f.
Mendukung pembentukan komite
pengetahuan dan teknologi.
g.
Ikut memerangi peredaran narkoba dan
obat-obatan terlarang lainya.
h.
Ikut dalam penyeragaman rambu-rambu
lalu lintas.
i.
Membangun jaringan kabel laut antara
Indonesia dengan Singapura tahun 1980 yang disusul oleh negara anggota ASEAN
lainnya.
j.
Mengirim kontingen ke Sea Games
setiap 2 tahun.
C.
Peran Serta Indonesia dalam Gerakan Non-Blok
Gerakan Non Blok (non-aligned) merupakan
organisasi negara-negara yang tidak memihak Blok Barat maupun Blok Timur.
Berdirinya Gerakan Non Blok dilatarbelakangi oleh hal-hal sebagai berikut.
a. Diilhami
Konferensi Asia-Afrikadi Bandung (1955) dimana negara-negara yang pernah
dijajah perlu menggalang solidaritas untuk melenyapkan segala bentuk
kolonialisme.
b. Adanya
krisis Kuba pada tahun 1961dimana Uni Soviet membangun pangkalan peluru
kendali secara besar-besaran di Kuba, hal ini mangakibatkan Amerika Serikat
merasa terancam sehingga suasana menjadi tegang. Ketegangan antara Blok Barat
dan Blok Timur ini mendorong terbentuknya GNB. Adapun berdirinya Gerakan Non
Blok diprakarsai oleh:
1. Presiden
Soekarno dari Indonesia,
2.
Presiden Gamal Abdul
Nasser dari Republik Persatuan Arab-Mesir,
3.
Perdana Menteri Pandith
Jawaharlal Nehru dari India,
4.
Presiden Josep Broz
Tito dari Yugoslavia, dan
5.
Presiden Kwame Nkrumah
dari Ghana.
1.Tujuan Gerakan Non
Blok
Gerakan Non Blok bertujuan meredakan ketegangan dunia sebagai akibat
pertentangan antara Blok Barat dan Blok Timur.
2.Pengaruh dari Gerakan Non Blok
Gerakan Non Blok mempunyai pengaruh yang besar di
antaranya sebagai berikut.
a. Pernyataan
dari kedua negara adikuasa (Amerika Serikat dan Uni Soviet) untuk mengurangi
senjata-senjata nuklirnya.
b. Gencatan
senjata antara Irak dan Iran.
c. Usaha
penyelesaian sengketa di Kamboja secara damai.
d. Penarikan
pasukan Uni Soviet dari Afganistan.
e. Meningkatkan
hubungan kerja sama di bidang ekonomi antar anggota Gerakan Non Blok dan dengan
negara-negara maju di luar Gerakan Non Blok.
Bagi Indonesia, Gerakan Non-Blok (GNB)
merupakan wadah yang tepat bagi negara-negara berkembang untuk memperjuangkan
cita-citanya dan untuk itu Indonesia senantiasa berusaha secara konsisten dan
aktif membantu berbagai upaya ke arah pencapaian tujuan dan prinsip-prinsip
Gerakan Non-Blok. GNB mempunyai arti yang khusus bagi bangsa Indonesia yang
dapat dikatakan lahir sebagai negara netral, yang tidak memihak. Sesuai dengan politik luar negeri yang bebas
dan aktif, Indonesia memilih untuk menentukan jalannya sendiri dalam upaya
membantu tercapainya perdamaian dunia dengan mengadakan persahabatan dengan
segala bangsa. Sebagai perwujudan dari politik luar negeri yang bebas dan
aktif, selain sebagai salah satu negara pendiri GNB, Indonesia juga senantiasa
setia dan memegang teguh prinsip-prinsip dan aspirasi GNB. Sebagai salah satu
negara yang memeprakarsai terciptanya Gerakan Non-Blok (GNB), Indonesia
mempunyai peranan dalam organisasi tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
a. Ikut
memprakarsai berdirinya Gerakan Non Blok dengan menandatangani Deklarasi
Beograd sebagai hasil Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok I pada
tanggal 1 sampai dengan 6 September
1961.
b. Indonesia
menjadi pemimpin GNB pada tahun 1991. Saat itu Presiden Soeharto terpilih
menjadi ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses menggelar KTT X GNB
di Jakarta.
c. Indonesia
juga berperan penting dalam meredakan ketegangan di kawasan bekas Yogoslavia
pada tahun 1991.
d. Indonesia
sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non- Blok X
yang berlangsung pada tanggal 1-6 September 1992 di Jakarta.
e. Ekspor
dan impor perdagangan Indonesia dengan negara anggota GNB.
0 komentar:
Posting Komentar